Kondisi di IMIP telah menimbulkan protes dari para pekerja, namun hanya sedikit yang berubah. Pada 22 Desember 2022, ledakan di pabrik peleburan nikel milik PT Gunbuster Nickel Business (GNI) menewaskan dua pekerja—operator crane berusia 20 tahun bernama Nirwana Selle dan asistennya berusia 20 tahun, Made Defri Hari Jonathan—yang terbakar hidup-hidup. Cuplikan video dan foto yang diperoleh WIRED menunjukkan nyala api dari kejauhan saat jeritan terdengar. Hanya tulang yang tersisa dari mayat.
Pasca tragedi tersebut, cabang serikat SPN setempat mengajukan delapan tuntutan, antara lain agar GNI menyediakan alat pelindung diri bagi seluruh pekerja, mempekerjakan kembali pekerja yang sebelumnya dipecat karena mogok, memasang sirkulasi udara di setiap gudang, dan memberikan kompensasi yang diwajibkan secara hukum. kepada keluarga Selle dan Jonathan, menurut daftar tuntutan yang dilihat oleh WIRED.
Hakim mencontohkan, tuntutan buruh seharusnya membuat perusahaan sejalan dengan peraturan pemerintah sebelumnya, namun perlindungan yang mereka minta dihapuskan oleh Omnibus Legislation.
Setelah GNI menolak tuntutan mereka, para pekerja melakukan aksi mogok dari 11 hingga 14 Januari. Pada hari terakhir, lebih dari 500 personel keamanan dikerahkan ke kawasan industri. Buruh yang hadir saat pemogokan mengatakan bahwa aparat keamanan menembakkan senjata pelet ke arah massa. “Mereka menembakkan pelet ke mana-mana. Itu adalah kekacauan, ”kata seorang pekerja GNI.
Menurut laporan resmi, dua pekerja, satu Cina dan satu Indonesia, meninggal, dan 71 ditangkap. Asrama 100 kamar dibakar, dan kendaraan serta mesin dihancurkan.
Huayue Nickel-Cobalt, Gunbuster Nickel Business, Indonesia Morowali Industrial Park, Tesla, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tidak menanggapi banyak permintaan komentar.
Namun pernyataan dari Normal Supervisor GNI, Teh Cha Les, yang dipublikasikan di web site perusahaan pada 15 Februari, menyebutkan “masih ada hal yang belum optimum” terkait keselamatan kerja. “Kami sangat memohon arahan dan bimbingan agar dapat meningkatkan lingkungan kerja yang lebih baik, sehat, aman dan nyaman bagi seluruh tenaga kerja,” imbuhnya.
Masalah ketenagakerjaan di IMIP berbarengan dengan kekhawatiran besar di Indonesia tentang dampak lingkungan dari industri nikel. Menurut laporan Brookings Institute pada bulan September, sektor nikel Indonesia “sangat intensif karbon dan merusak lingkungan,” karena ketergantungannya pada batu bara.
Lebih dari 8.700 hektar hutan hujan telah dihancurkan di Kabupaten Morowali Utara, di mana IMIP berpusat, sejak tahun 2000, menurut analisis Greenpeace Indonesia yang dilakukan atas nama WIRED, karena pohon telah ditebang untuk membuka jalan bagi tambang, peleburan, dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukungnya.
Erosi lanskap telah membuatnya rentan terhadap bencana alam. Pada bulan Juni lebih dari 500 rumah di daerah tersebut dilanda banjir bandang. Pembukaan lahan telah menjadikan hal itu sebagai kejadian tahunan, yang menyebabkan tenggelam dan penghancuran rumah, jembatan, dan gedung pemerintah. “Banjir kini tak terhindarkan akibat pembukaan lahan besar-besaran yang terjadi,” kata Kasmudin, seorang aktivis lingkungan.
Di Kurisa, sebuah desa di tepi tenggara IMIP, penduduk asli Bugis Wajo mengatakan kepada WIRED bahwa polusi telah menghancurkan mata pencaharian mereka. “Tidak ada ikan lagi di sini,” kata Jus Manondo, nelayan berusia 45 tahun yang duduk di geladak kayu rumahnya yang kaku. “Limbah dari IMIP telah membunuh mereka.”
Different Web site : [randomize]