ARTOTEL Batam melalui ruang seninya, ARTSPACE, kembali menghadirkan pameran seni rupa kontemporer bertajuk “Lost Boy in Wonderland”, pameran tunggal karya Alexander Chris yang dikurasi oleh Frigidanto Agung. Pameran ini resmi dibuka pada Jumat (31/10) di lobby ARTOTEL Batam dan akan berlangsung hingga 31 Januari 2026.

Melalui pameran ini, Alexander Chris mengajak publik untuk menelusuri perjalanan manusia dalam memahami ruang hidup dan makna eksistensi di tengah laju modernitas. Dalam karya-karyanya, Chris mengeksplorasi hubungan antara masa lalu dan masa kini, antara kesendirian dan keramaian, dalam lanskap sosial yang terus berubah dan bereksperimen.

Kurator Frigidanto Agung dalam teks kuratorialnya menjelaskan bahwa pameran ini mengupas dinamika manusia yang hidup di antara ruang-ruang yang terfragmentasi oleh waktu dan tempat. “Chris mencoba menghadirkan subyek sejarah ke dalam konteks kekinian, menjabarkan otentisitas masa lalu sebagai fondasi nilai hari ini. Melalui warna, cipratan, dan narasi visualnya, ia menandai bahwa kekinian selalu berakar dari masa lalu,” ujarnya.

Estetika karya Alexander Chris dibangun melalui teknik ekspresif dengan lapisan simbolik yang kuat dan reflektif. Ia memanfaatkan pengalaman sosial serta studi sejarahnya sebagai landasan artistik untuk menciptakan bentuk-bentuk artifisial yang kaya akan interpretasi dan emosi. Konsep “Lost Boy” sendiri merepresentasikan pencarian identitas manusia di tengah “wonderland” modern—sebuah dunia yang indah sekaligus membingungkan.

General Manager Caretaker ARTOTEL Batam, M. Isa Ismail, menyampaikan bahwa ARTSPACE hadir sebagai wadah bagi seniman untuk mengekspresikan gagasan dan berinteraksi dengan publik. “Melalui ARTSPACE, kami ingin terus menghadirkan ruang bagi seniman Indonesia untuk berekspresi dan berinteraksi langsung dengan publik, sekaligus memperkuat posisi Batam sebagai kota kreatif yang berkembang pesat,” ujarnya.

Pameran “Lost Boy in Wonderland” menjadi bagian dari komitmen ARTOTEL Batam dalam mendukung ekosistem seni dan budaya di Tanah Air, menghadirkan pengalaman artistik yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mengajak refleksi atas eksistensi manusia dalam arus zaman modern.